Tinjauan Kritis Konstruksi Tata Kelola Keamanan Maritim di Indonesia melalui Penyusunan Kerangka Analisa Menggunakan Rezim Maritim Internasional

Tinjauan Kritis Konstruksi Tata Kelola Keamanan Maritim di Indonesia melalui Penyusunan Kerangka Analisa Menggunakan Rezim Maritim Internasional

Tinjauan Kritis Konstruksi Tata Kelola Keamanan Maritim di Indonesia melalui Penyusunan Kerangka Analisa Menggunakan Rezim Maritim Internasional

Buku ini membahas secara mendalam masalah keamanan maritim Indonesia, yang semakin penting di tengah meningkatnya kompleksitas dinamika geopolitik di kawasan Indo-Pasifik dan konflik perairan seperti di Laut Tiongkok Selatan.

Tata Kelola Maritim

Tulisan ini berangkat dari tawaran Bueger (2015) bahwa diperlukan suatu kerangka (framework) untuk menganalisa
Keamanan Maritim (Maritime Security). Bueger kemudian menawarkan bahwa kerangka yang ideal setidaknya dibangun melalui tiga dimensi: semiotik, sekuritisasi, dan praktik. Ketiga dimensi ini menunjukkan bahwa kompleksitas Keamanan Maritim berada pada domain diskursus, politik, serta kebijakan. Sehingga tidak mengherankan apabila keamanan maritim masih menjadi lokus kajian akademik yang tetap menarik untuk diteliti. Sebagaimana penjelasan Alagappa (1998) bahwa keamanan berada dalam pusaran kontruksi, elemen ini melekat dalam kajian Keamanan Maritim. Caballero-Anthony et al. (2006) menegaskan bahwa diskursus keamanan yang masuk kedalam ranah politik
dan diimplementasikan dalam kebijakan hanya akan menambah kompleksitas diskursus itu sendiri. Walaupun demikian kajian akademik terhadap Keamanan Maritim masih terus berkembang, termasuk di Indonesia. Justru kebijakanlah yang lebih mendorong berkembangnya diskursus Keamanan Maritim dalam kajian akademik di Indonesia.

Sejak dinyatakannya Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2014, kajian
akademik tentang kemaritiman dan Keamanan Maritim meningkat drastis. Dari hasil penghitungan melalui laman situs
Google Cendekia misalnya, kajian akademik terkait kata kunci kemaritiman meningkat 1.699 persen, . Sedangkan kajian akademik terkait kata kunci “keamanan maritim” meningkat 2.333 persen. 

Tulisan ini berangkat dari tinjauan kritis terhadap konstruksi tata kelola keamanan maritim di Indonesia selama periode 1998- 2021. Sebagai bagian dari kajian Ilmu Hubungan Internasioal, penelitian ini melakukan penilaian kritis terhadap perkembangan aktor, kebijakan dan isu tata kelola keamanan maritim Indonesia vis-à-vis perkembangan rezim maritim internasional (international maritime regime). Sebagai negara maritim, Indonesia seharusnya memiliki kebijakan Pemerintahan di Laut (Maritime Governance), terkait keselamatan dan keamanan, yang terintegrasi. Dalam diskursus
yang dominan pada ruang publik di Indonesia, indikator Tata Kelola Keamanan Maritim adalah keberadaan Indonesian Sea and Coast Guard (ISCG) sebagai otoritas sipil dengan kewenangan penegakan hukum di laut. Hal ini mengacu rezim maritim internasional, khususnya United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 dan berbagai konvensi International Maritime Organization (IMO).

Secara umum, rezim maritim internasional saat ini dibedakan menjadi tiga, yaitu: coastal state authority, port state authority dan flag state authority. Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena berdasarakan UNCLOS 1982 merupakan archipelagic state, sehingga Indonesia memiliki archipelagic state authority. Secara domestik, keselamatan dan keamanan maritim merupakan kebutuhan utama, karena kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan bergantung pada laut sebagai sarana transportasi utama. Namun yang lebih penting, posisi Indonesia yang berada di jalur perdagangan laut utama dunia menuntut adanya peran dan tanggung jawab dalam mengelola keselamatan dan keamanan laut di wilayah jurisdiksinya.

Saat ini Indonesia belum memiliki lembaga yang secara komprehensif menjadi sea and coast guard sebagaimana diamanatkan oleh UNCLOS 1982 maupun konvensi-konvensi IMO. Terdapat 13 instansi yang berada di laut yakni terdiri 7 (tujuh) lembaga yang mempunyai satgas patroli di laut dan 6 (enam) lembaga penegak hukum lainya tidak memiliki satuan tugas patroli laut. Memang model instansi sipil yang bertugas dalam penegakan hukum di laut memiliki banyak variasi.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

Tinjauan Kritis Konstruksi Tata Kelola Keamanan Maritim di Indonesia melalui Penyusunan Kerangka Analisa Menggunakan Rezim Maritim Internasional

Cetakan I, Juni 2025; 224 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 129.800

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

EKSOTISME PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BINTAN

EKSOTISME PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BINTAN

EKSOTISME PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BINTAN

buku ini tidak hanya menjadi sumber informasi yang
komprehensif bagi para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lokal dalam membangun identitas dan daya saing daerah berbasis potensi kelautan. Kami meyakini bahwa pembangunan pariwisata bahari yang berwawasan lingkungan dan sosial tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian alam untuk generasi yang
akan datang.

Posisi Strategis Kabupaten Bintan

Pariwisata bahari dikenal sebagai pariwisata yang memanfaatkan potensi pantai dan laut baik di atas maupun di bawahnya (Apdillah et al., 2020; Briandana et al., 2018; Faradilla, 2022). Pemanfaatan pantai dan laut menjadi sumber daya utama dalam mengembangkan berbagai atraksi pariwisata bahari. Pariwisata bahari memanfaatkan keindahan pantai, pulau-pulau kecil, serta ekosistem laut.
Kepulauan Riau, sebagai provinsi kepulauan yang memiliki ribuan pulau dengan posisi strategis dan eksotis memiliki potensi sangat besar dalam pengembangan pariwisata bahari (Faradilla, 2022). Wilayah Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut yang kaya akan biodiversitas, pantai berpasir putih, serta gugusan pulau kecil yang eksotis. Dengan posisi geografis yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, Kepulauan Riau menjadi destinasi pariwisata bahari yang menarik, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu wilayah yang menjadi pusat pariwisata bahari di Kepulauan Riau adalah Kabupaten Bintan.
Kabupaten Bintan memiliki posisi strategis yang memberikan keunggulan dalam pengembangan berbagai sektor, terutama pariwisata, perdagangan, dan investasi (Prambudi & Mutiarin, 2022). Terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Bintan berada di jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Posisi tersebut menjadikan Bintan sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang potensial di kawasan perbatasan.
Bintan berjarak hanya sekitar 65 menit perjalanan dengan kapal Ferry dari Singapura dan memiliki akses langsung ke Johor, Malaysia. Kedekatan jarak menjadikan Bintan sebagai destinasi utama bagi wisatawan mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia. Selain itu, hubungan dagang dan investasi dengan Singapura juga memberikan peluang besar bagi sektor industri dan jasa di Bintan.
Sebagai bagian dari jalur maritim utama di Asia Tenggara, Bintan berada di persimpangan rute pelayaran yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Lokasi ini menjadikan Bintan sebagai tempat strategis bagi pengembangan industri berbasis maritim, pelabuhan, serta logistik yang mendukung perdagangan internasional.
Dengan garis pantai yang panjang dan banyaknya pulau-pulau kecil di sekitarnya, Bintan memiliki keunggulan dalam pengembangan pariwisata bahari. Kawasan wisata eksklusif seperti Lagoi telah berkembang menjadi destinasi kelas dunia dengan resort mewah, lapangan golf internasional, dan berbagai atraksi bahari. Selain itu, wisata alam di Trikora, private island, serta ekowisata mangrove semakin memperkuat daya tarik Bintan sebagai destinasi pariwisata bahari unggulan.
Pembangunan infrastruktur di Bintan semakin meningkat untuk mendukung aksesibilitas. Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjungpinang terus dikembangkan untuk meningkatkan konektivitas penerbangan domestik dan internasional. Selain itu, pelabuhan ferry internasional seperti Bandar Bentan Telani dan Pelabuhan Sri Bintan Pura memudahkan akses wisatawan dan pelaku bisnis dari negara tetangga.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

EKSOTISME PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BINTAN

Cetakan I, Desember 2025; 64 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 100.000

Rp. 70.500

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Buku ini mendorong pembaca untuk lebih kritis dalam menilai pesan-pesan yang disampaikan oleh pemerintah, serta memahami implikasi dari penggunaan berbagai strategi komunikasi yang ada

Judul Deskripsi Buku Di sini

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu “communis”, yang artinya membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, komunikasi juga berasal dari akar kata communico yang artinya membagi (Cangara, 2013:33). Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “common” berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2011:9). Apabila kita berkomunikasi (to communicate), artinya kita berada dalam keadaan
berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan (commonness) dalam hal sikap dengan seseorang.

Beberapa orang ahli telah mendefinisikan komunikasi, di antaranya sebagai berikut:

Harold Lasswell: Komunikasi merupakan suatu proses menjelaskan, siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. (Who Says What In Which Channel to Whom and With What Effect). 

• Carl Houland, Janis & Kelley: Komunikasi merupakan proses dimana seseorang atau komunikator menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.
• Barn Lund: Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak
secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Efek merupakan hasil akhir dari kegiatan komunikasi.
• Everett M. Rogere: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
• Benard Berelson & Garry A. Stainer: Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan
sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau katakata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.
• Wilbur Schramm: Komunikasi selalu menghendaki adanya paling sedikit tiga unsur, yaitu: sumber (source), pesan
(messege), dan sasaran (destination).
• Rogers bersama D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam.

Berangkat dari beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli, Suprapto (2011) menggolongkan ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis. (Apriadi, 2013:8):
• Etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin yaitu communis.
• Terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian pesan pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
• Paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (dalam bentuk ide/gagasan, simbol/ lambang, verbal/nonverbal) dari komunikator (yang melakukan komunikasi) kepada komunikan (yang menerima pesan) baik secara langsung ataupun melalui alat/media, untuk menghasilkan efek tertentu.

Buku ini lahir sebagai respons terhadap kebutuhan yang semakin mendalam untuk memahami dinamika komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah, terutama dalam konteks yang terus berkembang, yaitu komunikasi di era digital.
Komunikasi pemerintah adalah salah satu pilar penting dalam menjalankan tugas dan fungsi negara. Dalam rangka menyampaikan kebijakan, membangun hubungan dengan publik, dan mempengaruhi perilaku masyarakat. Oleh sebab itu, komunikasi yang efektif menjadi suatu hal yang krusial. Buku ini mencoba untuk menggali secara komprehensif berbagai aspek komunikasi pemerintah yang meliputi strategi-strategi komunikasi, kampanye publik, serta penggunaan propaganda dalam konteks penyebaran informasi kepada masyarakat.

Di dalam buku ini, pembaca akan diajak untuk memahami berbagai teknik dan metode yang digunakan oleh pemerintah dalam merancang dan mengimplementasikan strategi komunikasi. Tak lupa juga dibahas lebih dalam mengenai kampanye yang dirancang untuk mempengaruhi opini publik, serta peran propaganda dalam membentuk persepsi terhadap isu-isu tertentu yang penting bagi negara dan masyarakat.

Tak kalah pentingnya, buku ini juga membahas dengan rinci tentang model-model komunikasi pemerintah yang berkembang di era digital. Perkembangan teknologi dan media sosial telah merubah lanskap komunikasi secara drastis. Pemerintah kini tidak hanya mengandalkan saluran komunikasi tradisional, tetapi juga memanfaatkan platform digital untuk lebih efektif berinteraksi dengan masyarakat. Buku ini mencoba untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana komunikasi digital bekerja dalam memengaruhi kebijakan dan memperkuat hubungan antara pemerintah dan warganya.

Kami berharap buku ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi para akademisi, praktisi komunikasi, serta masyarakat umum yang tertarik untuk memahami seluk-beluk komunikasi pemerintah di era modern. Melalui buku ini, kami juga ingin mendorong pembaca untuk lebih kritis dalam menilai pesan-pesan yang disampaikan oleh pemerintah, serta memahami implikasi dari penggunaan berbagai strategi komunikasi yang ada.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

KOMUNIKASI PEMERINTAHAN

Cetakan I, Maret 2025;  124 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 92.800

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Judul Deskripsi Buku Di sini

HI merupakan nama singkatan bagi subjek akademis Hubungan Internasional. Alasan utama mengapa HI harus dipelajari adalah adanya fakta bahwa penduduk dunia terbagi ke dalam komunitas politik yang terpisah, atau negara-negara merdeka, yang sangat memengaruhi cara hidup manusia. Negara-negara merdeka yang telah membentuk sistem dan tatanan internasional yang baru membuat HI lahir untuk mempelajari seluruh hal yang terpenting dari negara-negara tersebut. Ada sekitar 190 negara yang ada di dunia ini dan memiliki suatu sistem dan tatanan yang berbeda-beda, dan HI terbentuk untuk mempelajari itu dengan beberapa teori yang telah berkembang di dalam nya. Tulisan ini akan menelaah tentang makna dan ruang lingkup hubungan internasional yang selama ini mempunyai suatu definisi yang luas.

Makna hubungan internasional dapat dilihat dari hubungan yang terjalin antar beberapa negara yang telah berjalan dari beberapa abad yang telah berlalu dimasa yang lampau. Makna hubungan internasional mulai muncul pada abad kedelapan belas, dengan pengenalan subjek hubungan internasional yang telah dimulai sejak abad keenambelas dan ketujuhbelas di Eropa.

Perkembangan hubungan internasional juga dipengaruhi oleh beberapa peristiwa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembagan studi disiplin ilmu ini. Seperti hal peristiwa Perang Dunia I yang banyak menyumbang terhadap perkembangan disiplin ilmu ini. Dalam perkembangan saat ini, pengenalan makna hubungan internasional mulai nampak meluas pada abad kesembilanbelas dan keduapuluh yang dipengaruhi oleh sistem negara yang mulai meluas.

Hubungan internasional sangat kompleks karena di dalamnya terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat, sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit antar kelompok manusia di dalam suatu negara. Studi hubungan internasional mempunyai potensi untuk menciptakan perdamaian, namun tidak bisa dipungkiri juga studi hubungan internasional juga bisa membuat suatu masalah yang besar dalam sistem internasional jika hubungan internasional disalah gunakan.

Pada dasarnya tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para
aktor, negara maupun non-negara, di dalam arena transaksi internasional. Hal ini bisa dijadikan sebagai makna sederhana dalam hubungan internasional. Perilaku itu bisa berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional, dan sebagainya. Namun aktor yang paling efektif dalam menjalankan hubungan internasional adalah negara, sehingga

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Cetakan I, Desember 2024;  92 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 81.600

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

KOMPARASI PERBATASAN LAUT DAN DARAT; Antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat

KOMPARASI PERBATASAN LAUT DAN DARAT; Antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat

KOMPARASI PERBATASAN LAUT DAN DARAT; Antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat

Buku ini penting untuk dibaca karena menawarkan analisis mendalam dan perbandingan strategis antara pengelolaan perbatasan darat dan laut di Indonesia, khususnya antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat, yang merupakan wilayah dengan potensi ekonomi besar namun juga menghadapi tantangan keamanan dan pembangunan. Membaca buku ini membuka wawasan tentang bagaimana strategi kebijakan dapat memperkuat kedaulatan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan.

Konsep dan Teori

Perbatasan adalah area yang memisahkan dua negara atau wilayah administratif yang berbeda. Di Indonesia, isu perbatasan merupakan persoalan yang kompleks dan memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

Pemerintah Indonesia terus memprioritaskan penyelesaian masalah perbatasan sebagai upaya untuk memelihara kedaulatan negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan. Langkah-langkah strategis seperti menetapkan batas wilayah yang jelas, meningkatkan efektivitas pengamanan perbatasan, dan memberdayakan
masyarakat lokal sedang diupayakan untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan perbatasan.

Secara mendasar, perbatasan adalah garis yang memisahkan wilayah administratif dua entitas, seperti negara, provinsi, atau kabupaten. Perbatasan tersebut memiliki peran krusial dalam menetapkan batas kedaulatan, hukum, dan administrasi antarwilayah. Tetapi, di samping menjadi lambang kedaulatan suatu negara, perbatasan juga memiliki
peran vital dalam mempertahankan stabilitas sosial, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut.

Perkembangan perbatasan di Indonesia dipengaruhi oleh dukungan masyarakat dan interaksi antar masyarakat (Rachmawati, 2020). Namun hal ini terhambat oleh tantangan dalam pengelolaan perbatasan, termasuk pergerakan orang dan barang ilegal, yang dapat diatasi melalui strategi Pengelolaan Perbatasan Terkoordinasi (Setiawan,
2020). Otonomi khusus bagi wilayah perbatasan diusulkan sebagai solusi untuk mengatasi perselisihan dan meningkatkan kesejahteraan warga perbatasan (Permatasari, 2014).

Perbatasan di Indonesia merupakan garis yang memisahkan wilayah Indonesia dengan wilayah negara tetangga atau wilayah perairan internasional. Perbatasan ini terdiri dari perbatasan darat dan perbatasan laut yang memiliki peran strategis dalam hal keamanan nasional, ekonomi, lingkungan, dan hubungan diplomatik (Smith & Johnson, 2018).

Perbatasan darat Indonesia meliputi garis yang memisahkan wilayah Indonesia dengan wilayah negara tetangga seperti Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Papua Nugini. Sedangkan perbatasan laut Indonesia terdiri dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), perairan teritorial, dan perbatasan maritim dengan negara tetangga serta perairan internasional (Brown & Miller, 2020).

Perbatasan di Indonesia memiliki peran penting dalam melindungi kedaulatan negara, mengelola sumber daya alam, dan mempromosikan kerja sama regional. Namun, berbagai tantangan seperti penyelundupan manusia dan barang ilegal di perbatasan darat, serta penyelundupan ikan dan pencurian sumber daya laut di perbatasan laut menjadi isu yang perlu ditangani secara serius (Jones et al., 2021). Perbatasan Indonesia dapat diartikan sebagai garis atau wilayah yang memisahkan administrasi Indonesia dengan negara lain. Perbatasan ini bisa terdiri dari perbatasan darat, perbatasan laut, atau gabungan keduanya, tergantung pada ciri topografi dan geografi dari wilayah yang bersangkutan. Secara umum, batas negara Indonesia terdiri dari:

1. Batas Darat: Ini meliputi garis yang memisahkan wilayah Indonesia dengan wilayah negara tetangga seperti Malaysia,
Papua Nugini, Timor Leste, dan negara lainnya. Garis ini biasanya ditetapkan melalui perjanjian antarnegara atau
berdasarkan penentuan geografis seperti pegunungan, sungai, atau garis lintang dan bujur tertentu.

2. Batas Laut: Batas laut Indonesia membentang di sepanjang garis pantai dan perairan kepulauan Indonesia. Batas laut ini mencakup wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, yang merupakan wilayah di mana Indonesia memiliki hak
eksklusif untuk mengeksploitasi sumber daya alam seperti ikan, minyak, dan gas alam.

Studi komparatif adalah cabang ilmu yang memfokuskan pada analisis sistem pendidikan, baik di dalam satu negara maupun lintas negara (Pfeffer, 2015; Reynolds et al., 2015). Berbagai inovasi dalam pendidikan, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun yang ditemukan melalui perbandingan dengan pendidikan negara lain yang sukses, dapat ditemukan. Melalui analisis perbandingan pendidikan, kita dapat memahami bagaimana negara lain merancang dan meningkatkan sistem pendidikannya, yang dapat menjadi model untuk diadopsi. Oleh karena itu, pendidikan komparatif berupaya memberikan masukan dan rekomendasi kepada pembuat kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pendidikan.

Sejumlah penelitian telah menyoroti pentingnya penelitian komparatif di berbagai bidang. Bartlett (2019) menekankan perlunya perbandingan dalam studi kasus pendidikan, dengan menyatakan bahwa hal ini dapat meningkatkan kemampuan generalisasi teoretis dari studi-studi tersebut. Demikian pula, memperluas pembahasan ini pada sastra komparatif, menekankan peran perbandingan dalam mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam peristiwa sastra.
Studi-studi ini secara kolektif menggarisbawahi pentingnya penelitian komparatif dalam meningkatkan pemahaman kita tentang beragam fenomena.

Schain (2019) dan Badarchy (2022) keduanya memberikan wawasan berharga mengenai studi perbandingan wilayah perbatasan. Karya Schain menekankan kompleksitas politik pengendalian perbatasan, menyoroti kesenjangan antara tujuan dan hasil. Analisis Badarchy terhadap perkembangan sosial ekonomi kawasan perbatasan di berbagai negara menggarisbawahi pengaruh faktor-faktor seperti komposisi etnis.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

KOMPARASI PERBATASAN LAUT DAN DARAT; Antara Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat

Cetakan I, Desember 2024;  264 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 100.000

Rp. 79.400

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

Buku ini menggali secara mendalam isu-isu yang sangat relevan dalam konteks pembangunan wilayah pesisir, seperti pengelolaan sumber daya alam, konservasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal, serta peningkatan kapasitas sosial masyarakat pesisir. Buku ini tidak hanya menyajikan teori-teori dasar pemberdayaan, tetapi juga dilengkapi dengan studi kasus yang memberikan gambaran nyata bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.

Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Pesisir

Kondisi sosial-ekonomi masyarakat pesisir di Indonesia memiliki karakteristik yang unik dan kompleks, yang mencerminkan keseimbangan antara kekayaan alam yang melimpah dengan tantangan ekonomi yang signifikan. Masyarakat pesisir Indonesia sebagian besar merupakan kelompok yang bergantung pada sektor kelautan, perikanan, dan sumber daya pesisir lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, meskipun memiliki akses langsung ke sumber daya alam yang melimpah, masyarakat pesisir sering kali hidup dalam kondisi ekonomi yang terbatas, dengan tingkat pendapatan yang rendah dan ketergantungan tinggi pada hasil laut sebagai sumber utama penghidupan. Dalam konteks sosial, komunitas pesisir memiliki tradisi, nilai, dan budaya yang khas yang dibentuk oleh ketergantungan mereka pada lingkungan maritim. Hal ini mencakup kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut, sistem sosial yang berbasis pada kekeluargaan dan komunitas, serta adat istiadat yang berperan dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir.
Secara ekonomi, masyarakat pesisir banyak yang bekerja sebagai nelayan tradisional dengan teknologi dan alat tangkap yang sederhana, sehingga hasil tangkapan ikan dan produktivitas mereka umumnya rendah. Kondisi ini mempengaruhi pendapatan mereka, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Banyak nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian menghadapi fluktuasi hasil tangkapan akibat perubahan iklim, kerusakan ekosistem laut, dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya ikan.
Faktor-faktor ini membuat pendapatan mereka sangat tidak stabil dan rentan terhadap kemiskinan. Selain itu, kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada pengembangan sektor pesisir menyebabkan keterbatasan akses terhadap bantuan teknologi dan sumber daya lainnya bagi para nelayan, sehingga produktivitas mereka tidak bisa ditingkatkan secara signifikan. Rendahnya akses terhadap modal dan teknologi yang memadai menempatkan masyarakat pesisir pada posisi yang rentan dalam persaingan dengan pelaku ekonomi yang lebih besar dan modern, baik dalam sektor perikanan maupun sektor lainnya.
Keterbatasan pendidikan dan keterampilan juga menjadi masalah serius bagi masyarakat pesisir. Tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka memiliki pilihan kerja yang terbatas dan kurang mampu untuk mengembangkan alternatif mata pencaharian selain perikanan. Di beberapa daerah, masyarakat pesisir bahkan tidak memiliki akses yang memadai ke sarana pendidikan karena letak geografis yang sulit dijangkau. Minimnya pendidikan formal dan kurangnya program pelatihan membuat mereka sulit untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi, teknologi, dan sosial. Hal ini mengakibatkan masyarakat pesisir lebih sulit untuk mendapatkan peluang ekonomi yang lebih baik di luar sektor perikanan. Ketergantungan tinggi pada sektor perikanan menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus, di mana masyarakat pesisir terus mengalami keterbatasan ekonomi dan sosial tanpa adanya intervensi yang signifikan dari pemerintah atau pihak lain untuk mengatasi akar masalah tersebut.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

Cetakan I, Desember 2024;  264 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 144.600

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

buku ini diharapkan nantinya dapat memberikan
pengetahuan kepada Masyarakat luas terkait bagaimana perspektif kebijakan luar negeri Indonesia dalam menghadapi kasus Pulau Rempang tersebut.

Latar Belakangan Geografis Pulau Rempang

Pulau Rempang adalah salah satu pulau yang berada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berada sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam. Saat ini, Pulau Rempang lebih dikembangkan untuk wilayah pertanian dan perikanan Sembulang. Pulau Rempang memiliki luas wilayah sekitar 16.583 hektar, yang terdiri dari dua kelurahan, yaitu Rempang Cate dan Sembulang. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik, Pulau Rempang dihuni oleh 7.512 penduduk. Warga asli Pulau Rempang adalah suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat, yang diyakini sudah tinggal di Pulau Rempang sejak 1834. Keberadaan Orang Darat di Pulau Rempang ini disebutkan dalam sejumlah arsip
kolonial Belanda. Pada 4 Februari 1930, Controleur Onderafdeeling Tanjungpinang, P Wink mengunjungi Orang Darat di Pulau Rempang. Catatan mengenai kunjungannya tersebut tertuang dalam artikel bertajuk Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 atau Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Februari 1930. Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa sejarah Pulau Rempang tidak terlepas dari penaklukkan yang dilakukan Belanda terhadap Kerajaan Melayu Riau pada 1784. Dilansir dari Kemdikbud, Pulau Rempang dulunya
belum termasuk dalam Otorita Batam. Barulah setelah Keppres No. 28 Tahun 1992 dikeluarkan, wilayah kerja Otorita Batam diperluas meliputi wilayah Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan pulau-pulau sekitarnya, sehingga dulu ada istilah yang cukup populer, yaitu Barelang yang berarti Batam, Rempang, dan Galang. Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain melalui Jembatan Barelang. Jembatan Barelang adalah jembatan yang saling menyambung dan dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.

Isi dari artikel tersebut ialah “ Catatannya tentang kunjungan dimuat dalam artikel berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 (Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Febaruari 1930). Laporan ini ditulis di Tanjungpinang, 12 Februari 1930 dan dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkunde, Deel LXX Aflevering I,1930. Menurut P Wink, pejabat Belanda di Tanjungpinang sudah lama mengetahui tentang keberadaan Orang Darat ini. Namun, belum ada kontak langsung dengan mereka. Barulah P Wink, pejabat Belanda pertama yang turun langsung menemui Orang Darat ini. Menurut P Wink, orang Belanda bernama JG Schot dalam tulisannya Indische Gids tahun 1882, di Pulau Rempang ada suku asli yang bernama Orang Darat atau Orang Utan. Menurut legenda, mereka berasal dari Lingga. 

Namun, tidak ada informasi yang jelas tentang asal usul ini. Orang Darat ini mirip suku asli Johor dan Melaka, yakni Orang Jakun. Orang Darat di Pulau Rempang hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap. Selain tinggal di Pulau Rempang, Orang Darat ada juga yang tinggal di Pulau Batam tapi kemudian seakan hilang karena membaur dengan Orang Melayu. Dalam kunjungannya ke Pulau Rempang, P Wink mendata jumlah Orang Darat yang ada di sana. Jumlahnya 8 delapan laki-laki, 12 orang wanita dan 16 orang anak-anak.

Tampilan Orang Darat, kulitnya lebih gelap dari orang Melayu. Mereka tidak terbiasa hidup di laut. Mereka tidak memiliki sampan dan hidup dari bercocok tanam. Mereka hidup dari bercocok tanam, mencari hasil hutan. Kalau kondisi air pasang, mereka baru mencari kepiting dan lokan. Nantinya dibarter dengan orang Tionghoa yang memiliki kebun gambir yang ada di Pulau Rempang. Tahun 1930, jumlah Orang Darat hanya sekitar 36 jiwa. Sebelumnya informasi dari Tetua Orang Darat di Rempang, Sarip dulunya Orang Darat jumlahnya 300 jiwa.

Kondisi Orang Darat (Orang Hutan) di Batam makin punah atau tersisih. Tahun 2014 lalu, jumlahnya sekitar 8 kepala keluarga (KK). Pemerintah kota Batam dianggap sudah memberikan perhatian yang cukup. Namun, Suku Utan sendiri yang memilih tetap hidup di dalam perasingan.Selain karena memutuskan untuk bermigrasi ke pulau lain atau ke kota, populasi Suku Utan yang tinggal di pesisir berkurang karena banyak yang meninggal.Kampung mereka di Dusun Sungai Sadap kini didiami para tetua yang menolak untuk hijrah. Hanya sedikit di antaranya yang anak muda. Masih seperti dahulu, Orang Darat tinggal di bawah pohon-pohon besar dengan bangunan seadanya yang terbuat dari triplek dan kayu. Berbeda dari Suku Laut yang tinggal berpindah-pindah, mata pencarian Orang Darat ini tetap bercocok tanam.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

Cetakan I, Desember 2024;  106 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 86.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

Buku ini berperan  sangat penting dalam memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, mengenai
keterampilan menyajikan informasi secara efektif.

Definisi dan Konsep Dasar Penyajian Konten

Penyajian konten merupakan proses penting dalam komunikasi yang mengacu pada cara informasi disusun, ditampilkan, dan disebarluaskan kepada audiens. Definisi penyajian konten mencakup berbagai elemen, mulai dari pemilihan media, tata letak, hingga gaya bahasa yang digunakan. Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan informasi, penyajian konten
yang efektif menjadi sangat penting untuk menarik perhatian audiens dan memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan diterima dengan baik. Penyajian konten bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang bagaimana informasi tersebut dipersepsikan dan dipahami oleh audiens.
Salah satu aspek kunci dari penyajian konten adalah pemilihan format yang tepat. Konten dapat disajikan dalam berbagai format, termasuk teks, gambar, video, infografis, dan presentasi. Setiap format memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan pilihan yang tepat tergantung pada tujuan penyampaian informasi, karakteristik audiens, serta konteks
situasi. Misalnya, jika tujuan penyajian adalah untuk memberikan instruksi atau panduan, penggunaan video atau infografis mungkin lebih platform blog, media sosial, dan video streaming, penyaji konten dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan lebih mudah. Namun, penggunaan teknologi juga menuntut penyaji untuk terus beradaptasi dengan tren dan perubahan yang cepat dalam preferensi audiens. Oleh karena itu, pemahaman tentang analisis data dan perilaku audiens menjadi semakin penting untuk mengoptimalkan strategi penyajian konten.
Konsep dasar penyajian konten juga mencakup pemahaman tentang tujuan dan audiens. Setiap penyajian konten harus didasarkan pada tujuan yang jelas, apakah itu untuk menginformasikan, mengedukasi, menghibur, atau memotivasi audiens. Memahami siapa audiens kita juga sangat penting; pengetahuan tentang demografi, minat, dan kebutuhan audiens dapat membantu dalam merancang konten yang lebih relevan dan menarik. Dalam banyak kasus, melakukan riset audiens sebelum menyusun konten dapat memberikan wawasan berharga yang akan meningkatkan efektivitas penyajian.
Akhirnya, evaluasi merupakan langkah yang tidak boleh terlewatkan dalam proses penyajian konten. Setelah konten disajikan, penting untuk mengukur dampaknya terhadap audiens. Ini dapat dilakukan melalui survei, analisis interaksi, atau pengukuran konversi, tergantung pada tujuan penyajian. Evaluasi yang baik dapat memberikan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan kualitas konten di masa mendatang, serta membantu dalam pengambilan keputusan strategis.
Dalam kesimpulannya, penyajian konten adalah proses multifaset yang melibatkan berbagai elemen, termasuk pemilihan format, desain visual, gaya bahasa, keterlibatan audiens, dan penggunaan teknologi. Memahami konsep dasar penyajian konten dan bagaimana menerapkannya dengan efektif dapat membantu dalam menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan berdampak. Penyajian konten yang baik tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menarik dan memuaskan bagi audiens, menjadikan mereka lebih cenderung untuk terlibat dan merespons. Dengan begitu, penyajian konten menjadi kunci untuk membangun hubungan yang kuat antara penyaji dan audiens dalam dunia yang semakin terhubung.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

Cetakan I, Desember 2024;  244 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 137.200

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Buku ini tidak hanya menyajikan analisis mendalam tentang kerjasama subregional ini, tetapi juga menawarkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Penulis dengan cermat mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan nation branding, mulai dari identitas budaya, sumber daya alam, hingga dinamika sosial-ekonomi yang ada.

KONSEP DASAR KERJASAMA SUBREGIONAL

Kerjasama subregional merujuk pada bentuk kolaborasi antar negara atau wilayah dalam skala geografis yang lebih kecil daripada tingkat regional atau internasional. Kerjasama ini biasanya melibatkan negara-negara atau wilayah yang terletak berdekatan secara geografis dan memiliki karakteristik ekonomi, sosial, atau budaya yang serupa atau saling melengkapi. Dalam konteks ini, kerjasama subregional diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan antara negaranegara yang terlibat, menciptakan sinergi ekonomi, meningkatkan stabilitas, dan mempercepat pembangunan di wilayah-wilayah yang sering kali mengalami keterbatasan dalam mengakses pasar atau jaringan
ekonomi yang lebih besar.
Kerjasama subregional berbeda dari kerjasama internasional yang biasanya melibatkan seluruh negara dalam suatu kawasan besar, seperti ASEAN di Asia Tenggara atau Uni Afrika di benua Afrika. Kerjasama subregional, di sisi lain, lebih spesifik dan terfokus pada wilayah yang lebih kecil dan berdekatan. Salah satu contoh yang sering dijadikan rujukan
adalah kerjasama di wilayah ASEAN dalam bentuk subregional sepertiIMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) atau BIMPEAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area). Kedua contoh tersebut mencerminkan bagaimana negara-negara yang memiliki kedekatan geografis berkolaborasi dalam menciptakan ruang pertumbuhan ekonomi baru yang lebih terfokus.
Kerjasama subregional bertujuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayah tersebut dengan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, mengurangi hambatan perdagangan, serta mendorong pertukaran sumber daya manusia dan teknologi. Dengan berkolaborasi dalam tingkat subregional, negara-negara anggota dapat mengatasi hambatan ekonomi yang sering kali sulit dipecahkan jika dilakukan secara individu. Misalnya, negara yang memiliki keterbatasan infrastruktur dapat memanfaatkan akses dari negara tetangga yang lebih maju infrastrukturnya, atau sebaliknya. Melalui kerjasama seperti ini, negara-negara anggota berupaya menciptakan efisiensi ekonomi yang memungkinkan mereka lebih kompetitif dalam perdagangan global.
Selain aspek ekonomi, kerjasama subregional juga mencakup bidang-bidang lain seperti keamanan, lingkungan, dan sosial-budaya. Dalam konteks keamanan, kerjasama subregional sering kali diupayakan untuk menghadapi tantangan bersama seperti ancaman terorisme, perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, dan kejahatan lintas negara lainnya yang menjadi ancaman bagi stabilitas wilayah. Hal ini sangat relevan dalam konteks wilayah yang berbatasan langsung, di mana pengawasan perbatasan yang efektif membutuhkan kolaborasi antar negara untuk memastikan keamanan dan stabilitas.
Dalam hal lingkungan, kerjasama subregional memberikan kesempatan bagi negara-negara di wilayah tertentu untuk bekerja sama dalam mengatasi isu-isu lingkungan yang sifatnya lintas batas, seperti polusi udara, degradasi lahan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kerjasama semacam ini semakin penting mengingat bahwa ancaman lingkungan tidak mengenal batas negara, sehingga membutuhkan upaya bersama dari negara-negara yang terdampak. Di kawasan Asia Tenggara, misalnya, isu kebakaran hutan dan kabut asap yang melanda beberapa negara sering kali diatasi melalui kerjasama 3
subregional yang melibatkan pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam mencari solusi yang berkelanjutan.
Di bidang sosial dan budaya, kerjasama subregional dapat meningkatkan pemahaman dan saling pengertian antar masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan atau yang memiliki kedekatan budaya. Dengan adanya kerjasama di bidang ini, negara-negara dapat mempromosikan warisan budaya yang mereka miliki bersama, mengembangkan pariwisata berbasis budaya, dan memfasilitasi pertukaran pelajar atau tenaga kerja. Melalui pendekatan ini, kerjasama subregional tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga membantu dalam menciptakan rasa persaudaraan dan solidaritas antar masyarakat di negara-negara yang terlibat.
Keberhasilan kerjasama subregional sangat bergantung pada komitmen dari negara-negara anggota untuk mengatasi perbedaan-perbedaan kebijakan, regulasi, dan standar yang mungkin ada. Setiap negara memiliki sistem pemerintahan, aturan hukum, dan kebijakan ekonomi yang berbeda-beda, yang kadang menjadi tantangan dalam menyelaraskan langkah-langkah kerjasama. Oleh karena itu, dibutuhkan dialog yang intensif dan komitmen untuk mencapai konsensus dalam mengatasi perbedaan tersebut demi tercapainya tujuan bersama. Selain itu, keberhasilan kerjasama subregional juga memerlukan partisipasi aktif dari sektor swasta, masyarakat sipil, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya agar dapat berjalan secara efektif dan inklusif.
Meskipun demikian, kerjasama subregional tidak selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Dalam beberapa kasus, perbedaan dalam hal kapasitas ekonomi dan infrastruktur antar negara anggota dapat menyebabkan ketimpangan dalam distribusi manfaat kerjasama. Negara yang lebih maju mungkin mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan negara yang kurang berkembang, sehingga dibutuhkan kebijakan yang berkeadilan agar kerjasama ini tidak menciptakan kesenjangan yang lebih lebar di antara negara-negara anggota. Selain itu, tantangan lain yang sering muncul adalah masalah birokrasi, regulasi yang kompleks, dan perbedaan politik yang dapat memperlambat proses integrasi di tingkat subregional.
Di sisi lain sebagai upaya penguatan dalam kerjasama subregional memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk mengembangkan diplomasi ekonomi yang lebih efektif dan terfokus. Dengan memiliki agenda bersama yang lebih spesifik, negara-negara anggota dapat menciptakan strategi negosiasi yang lebih kuat dalam menghadapi negara-negara di luar kawasan atau bahkan dalam konteks kerjasama yang lebih luas di tingkat regional dan internasional. Dalam konteks ASEAN, misalnya, kerjasama subregional seperti IMT-GT atau BIMP-EAGA sering kali menjadi model untuk mengembangkan inisiatif serupa di kawasan yang lebih luas, yang kemudian bisa berkontribusi dalam mencapai visi ASEAN Economic Community (AEC).
Kesimpulannya, kerjasama subregional adalah sebuah pendekatan kolaborasi yang berfokus pada pengembangan dan integrasi ekonomi, keamanan, lingkungan, dan sosial-budaya di antara negara-negara atau wilayah yang memiliki kedekatan geografis. Melalui kerjasama ini, diharapkan negara-negara anggota dapat mengatasi tantangan bersama, menciptakan peluang ekonomi baru, meningkatkan stabilitas, dan mempercepat proses pembangunan di wilayah tersebut. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, kerjasama subregional memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperkuat solidaritas antar negara, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh pihak yang terlibat, kerjasama subregional dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Cetakan I, Desember 2024;  244 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 137.200

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

Buku ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi yang berguna dalam upaya merumuskan kebijakan yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Semoga melalui karya ini, kita dapat bersama-sama berkontribusi untuk menjaga kelestarian ekosistem maritim Indonesia dan memanfaatkan sumber daya laut secara bertanggung jawab untuk generasi mendatang.

KONSEP EKOSISTEM MARITIM

Ekosistem maritim merupakan sistem kehidupan yang terbentuk di lingkungan laut dan samudera, mencakup semua organisme hidup serta interaksi di antara mereka dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Ekosistem ini sangat penting karena mencakup sekitar 71% dari permukaan bumi dan menyediakan berbagai layanan ekosistem yang krusial bagi kehidupan manusia, termasuk penyediaan makanan, pengaturan iklim, dan perlindungan terhadap bencana alam. Menurut Odum (1997), ekosistem maritim terdiri dari berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi, di mana komponen biotik meliputi berbagai spesies organisme, seperti ikan, mamalia laut, plankton, dan terumbu karang, sementara komponen abiotik meliputi air, garam, suhu, cahaya, dan nutrisi.
Salah satu karakteristik utama dari ekosistem maritim adalah stratifikasi vertikal yang terjadi akibat variasi dalam kedalaman, suhu, dan salinitas. Di permukaan laut, terdapat zona fotik, di mana cahaya matahari cukup untuk mendukung fotosintesis. Di bawah zona fotik, ada zona afotik, di mana kegelapan membuat proses fotosintesis tidak mungkin dilakukan. Di zona fotik, organisme seperti fitoplankton berperan sebagai produsen primer, yang mengubah energi matahari menjadi bahan organik. Di sisi lain, zona afotik menjadi habitat bagi organisme yang lebih besar,
seperti ikan dan mamalia laut, yang mengandalkan rantai makanan yang kompleks.
Karakteristik lain dari ekosistem maritim adalah keanekaragaman hayati yang tinggi. Lautan menjadi rumah bagi
berbagai spesies, mulai dari mikroorganisme seperti bakteri dan plankton hingga makroorganisme seperti ikan, udang, terumbu karang, dan mamalia laut. Menurut Hoegh-Guldberg et al. (2018), terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling kaya akan keanekaragaman hayati, mendukung sekitar 25% dari semua spesies laut. Keanekaragaman ini penting untuk menjaga stabilitas ekosistem dan memberikan berbagai manfaat, seperti sumber pangan, bahan baku industri, dan pengobatan. 
Selain itu, ekosistem maritim juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti arus laut, suhu air, dan salinitas. Arus laut berperan penting dalam distribusi nutrisi dan organisme, serta dalam pengaturan iklim global. Suhu air laut juga berpengaruh pada distribusi spesies; banyak organisme laut memiliki toleransi suhu yang spesifik, sehingga perubahan suhu akibat perubahan iklim dapat menyebabkan pergeseran habitat dan dampak negatif terhadap spesies tertentu. Salinitas, yang merupakan kadar garam dalam air, juga berpengaruh pada distribusi dan kelimpahan spesies laut. Pentingnya ekosistem maritim tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks perubahan iklim dan ancaman lingkungan lainnya. Kerusakan ekosistem maritim, seperti penangkapan ikan yang berlebihan, pencemaran, dan perubahan iklim, dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menurunnya kualitas layanan ekosistem. Menurut Spalding et al. (2017), lebih dari 30% dari terumbu karang di seluruh dunia mengalami kerusakan, dan lebih dari 60% dari populasi ikan komersial berada pada atau di bawah batas lestari. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan
ekosistem maritim menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan, ekosistem maritim merupakan sistem yang kompleks dan dinamis, dengan karakteristik unik yang
berkontribusi pada keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem global. Dengan semakin meningkatnya tekanan terhadap ekosistem ini, pemahaman dan upaya untuk melindungi serta mengelola sumber daya laut dengan bijak menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem maritim dan keberlanjutan hidup manusia.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

Cetakan I, Desember 2024;  274 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 148.300

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.