EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

Buku ini berkontribusi pada literatur tentang ekologi politik feminis dan hak-hak masyarakat adat, serta menawarkan perspektif baru dalam memahami dinamika akses dan peminggiran di konteks masyarakat adat Dayak Benawan

BETAMBA: PENGOBATAN ADAT DAYAK BENAWAN

Pengobatan tradisional masyarakat adat sudah ada sejak lama dan terus mengalami perkembangan di dunia kesehatan (N’Do et al., 2024; Gyeltshen et al., 2024; Bello-Bravo, 2023; Al-Hussein & Shahba, 2024). Sistem pengobatan tradisional sering mencerminkan nilai-nilai budaya dan norma sosial yang memengaruhi interaksi dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat (Kusuma & Putri, 2022). Penelitian Li, Wang & Zhang (2021) menunjukkan bahwa pengobatan tradisional berperan penting dalam menjaga dan mewariskan pengetahuan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, pada masyarakat adat tertentu. Termasuk pada suku Dayak Benawan dimana pengobatan tradisional sangat penting dalam keberlanjutan budaya lokal mereka. Sistem pengobatan tradisional di masyarakat Dayak Benawan tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyembuhan, tetapi juga sebagai mekanisme penting dalam membentuk dan memperkuat identitas budaya komunitas tersebut.
Suku Dayak Benawan merupakan kelompok masyarakat adat yang berasal dari Kalimantan Barat, Indonesia. Mereka memiliki keterikatan budaya yang mendalam dengan tradisi leluhur mereka, terutama dalam hal penyembuhan orang sakit. Pendekatan mereka terhadap kesehatan dan pengobatan sangat erat kaitannya dengan pandangan dunia mereka, di mana alam, dunia spiritual, dan kehidupan manusia saling terkait. Pengobatan tradisional dengan model shamanisme sudah lama hidup di dalam masyarakat adat, yang dipercaya sebagai jembatan antara dunia manusia dan dunia gaib (Kaikkonen, 2019; Taylor & Vilaça, 2024; Trnka, Krtek & Lorencova, 2024).
Sistem pengobatan Dayak Benawan sangat erat kaitannya dengan kearifan lokal, di mana diagnosis penyakit melibatkan pemeriksaan nadi, kulit, kuku, lidah, mata, serta analisis air seni dan tinja. Tradisi ini umumnya diturunkan secara turun temurun, dan praktik pengobatannya dilakukan oleh dukun atau tabib setempat. Penelitian terkait pengetahuan tradisional pernah dilakukan oleh Niko (2023), yang menunjukkan bahwa pengetahuan tradisional perempuan Dayak Benawan semakin terancam oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit, yang mengikis tradisi tersebut.
Masyarakat Dayak Benawan hingga saat ini masih mempercayai dan mempraktikkan pengobatan tradisional secara turun temurun (Niko, 2023). Dalam konteks penelitian ini, ritual betamba atau pengobatan orang sakit pada masyarakat Dayak Benawan memanfaatkan bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar, baik dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai medium ritual. Hal ini berkait dengan konservasi berbasis kearifan lokal relevan dengan pendokumentasian pengetahuan tradisional perempuan Dayak Benawan di Kalimantan Barat (lihat juga Swastiwi, 2022).
Keanekaragaman hayati di Pulau Kalimantan yang memiliki hutan hujan tropis menjadikan banyak sumber alam yang potensial dikembangkan. Bahan obat-obatan yang berasal dari alam ini mampu menjadi jalan penyelesaian bagi permasalahan kesehatan di lingkup keluarga dan komunitas mereka (Effendi dkk., 2023). Forster & Anderson (1978) menyatakan bahwa dalam dunia antropologi pengobatan termasuk dalam etnomedicine. Dalam disiplin itu, obat-obatan tradisional dibagi atas dua kelompok, yakni obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbal medicine) dan obat-obatan yang berasal dari binatang (animal medicine).
Perubahan zaman dan berbagai kemajuan teknologi tidak serta merta menggeser peran pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional dan modern justru saling melengkapi satu sama lain terutama di daerah terpencil atau pulau-pulau kecil yang jauh dari jangkauan medis, maka pengobatan tradisional menjadi alternatif utama dan memiliki peran penting dalam keberlanjutan sistem kesehatan masyarakat. Terdapat interkorelasi antara penggunaan cara pengobatan tradisional dengan pengetahuan adat dengan akses yang terbatas oleh masyarakat adat (Stephens et al., 2005; Islam & Sheikh, 2010).

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

Cetakan I, November 2024;  102 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 100.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.