PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

Buku ini menggali secara mendalam isu-isu yang sangat relevan dalam konteks pembangunan wilayah pesisir, seperti pengelolaan sumber daya alam, konservasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal, serta peningkatan kapasitas sosial masyarakat pesisir. Buku ini tidak hanya menyajikan teori-teori dasar pemberdayaan, tetapi juga dilengkapi dengan studi kasus yang memberikan gambaran nyata bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.

Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Pesisir

Kondisi sosial-ekonomi masyarakat pesisir di Indonesia memiliki karakteristik yang unik dan kompleks, yang mencerminkan keseimbangan antara kekayaan alam yang melimpah dengan tantangan ekonomi yang signifikan. Masyarakat pesisir Indonesia sebagian besar merupakan kelompok yang bergantung pada sektor kelautan, perikanan, dan sumber daya pesisir lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, meskipun memiliki akses langsung ke sumber daya alam yang melimpah, masyarakat pesisir sering kali hidup dalam kondisi ekonomi yang terbatas, dengan tingkat pendapatan yang rendah dan ketergantungan tinggi pada hasil laut sebagai sumber utama penghidupan. Dalam konteks sosial, komunitas pesisir memiliki tradisi, nilai, dan budaya yang khas yang dibentuk oleh ketergantungan mereka pada lingkungan maritim. Hal ini mencakup kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut, sistem sosial yang berbasis pada kekeluargaan dan komunitas, serta adat istiadat yang berperan dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir.
Secara ekonomi, masyarakat pesisir banyak yang bekerja sebagai nelayan tradisional dengan teknologi dan alat tangkap yang sederhana, sehingga hasil tangkapan ikan dan produktivitas mereka umumnya rendah. Kondisi ini mempengaruhi pendapatan mereka, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Banyak nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian menghadapi fluktuasi hasil tangkapan akibat perubahan iklim, kerusakan ekosistem laut, dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya ikan.
Faktor-faktor ini membuat pendapatan mereka sangat tidak stabil dan rentan terhadap kemiskinan. Selain itu, kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada pengembangan sektor pesisir menyebabkan keterbatasan akses terhadap bantuan teknologi dan sumber daya lainnya bagi para nelayan, sehingga produktivitas mereka tidak bisa ditingkatkan secara signifikan. Rendahnya akses terhadap modal dan teknologi yang memadai menempatkan masyarakat pesisir pada posisi yang rentan dalam persaingan dengan pelaku ekonomi yang lebih besar dan modern, baik dalam sektor perikanan maupun sektor lainnya.
Keterbatasan pendidikan dan keterampilan juga menjadi masalah serius bagi masyarakat pesisir. Tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka memiliki pilihan kerja yang terbatas dan kurang mampu untuk mengembangkan alternatif mata pencaharian selain perikanan. Di beberapa daerah, masyarakat pesisir bahkan tidak memiliki akses yang memadai ke sarana pendidikan karena letak geografis yang sulit dijangkau. Minimnya pendidikan formal dan kurangnya program pelatihan membuat mereka sulit untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi, teknologi, dan sosial. Hal ini mengakibatkan masyarakat pesisir lebih sulit untuk mendapatkan peluang ekonomi yang lebih baik di luar sektor perikanan. Ketergantungan tinggi pada sektor perikanan menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus, di mana masyarakat pesisir terus mengalami keterbatasan ekonomi dan sosial tanpa adanya intervensi yang signifikan dari pemerintah atau pihak lain untuk mengatasi akar masalah tersebut.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI INDONESIA; SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN IMPLEMENTASINYA

Cetakan I, Desember 2024;  264 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 144.600

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

buku ini diharapkan nantinya dapat memberikan
pengetahuan kepada Masyarakat luas terkait bagaimana perspektif kebijakan luar negeri Indonesia dalam menghadapi kasus Pulau Rempang tersebut.

Latar Belakangan Geografis Pulau Rempang

Pulau Rempang adalah salah satu pulau yang berada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berada sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam. Saat ini, Pulau Rempang lebih dikembangkan untuk wilayah pertanian dan perikanan Sembulang. Pulau Rempang memiliki luas wilayah sekitar 16.583 hektar, yang terdiri dari dua kelurahan, yaitu Rempang Cate dan Sembulang. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik, Pulau Rempang dihuni oleh 7.512 penduduk. Warga asli Pulau Rempang adalah suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat, yang diyakini sudah tinggal di Pulau Rempang sejak 1834. Keberadaan Orang Darat di Pulau Rempang ini disebutkan dalam sejumlah arsip
kolonial Belanda. Pada 4 Februari 1930, Controleur Onderafdeeling Tanjungpinang, P Wink mengunjungi Orang Darat di Pulau Rempang. Catatan mengenai kunjungannya tersebut tertuang dalam artikel bertajuk Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 atau Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Februari 1930. Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa sejarah Pulau Rempang tidak terlepas dari penaklukkan yang dilakukan Belanda terhadap Kerajaan Melayu Riau pada 1784. Dilansir dari Kemdikbud, Pulau Rempang dulunya
belum termasuk dalam Otorita Batam. Barulah setelah Keppres No. 28 Tahun 1992 dikeluarkan, wilayah kerja Otorita Batam diperluas meliputi wilayah Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan pulau-pulau sekitarnya, sehingga dulu ada istilah yang cukup populer, yaitu Barelang yang berarti Batam, Rempang, dan Galang. Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain melalui Jembatan Barelang. Jembatan Barelang adalah jembatan yang saling menyambung dan dibangun untuk memperluas Otorita Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.

Isi dari artikel tersebut ialah “ Catatannya tentang kunjungan dimuat dalam artikel berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 (Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Febaruari 1930). Laporan ini ditulis di Tanjungpinang, 12 Februari 1930 dan dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkunde, Deel LXX Aflevering I,1930. Menurut P Wink, pejabat Belanda di Tanjungpinang sudah lama mengetahui tentang keberadaan Orang Darat ini. Namun, belum ada kontak langsung dengan mereka. Barulah P Wink, pejabat Belanda pertama yang turun langsung menemui Orang Darat ini. Menurut P Wink, orang Belanda bernama JG Schot dalam tulisannya Indische Gids tahun 1882, di Pulau Rempang ada suku asli yang bernama Orang Darat atau Orang Utan. Menurut legenda, mereka berasal dari Lingga. 

Namun, tidak ada informasi yang jelas tentang asal usul ini. Orang Darat ini mirip suku asli Johor dan Melaka, yakni Orang Jakun. Orang Darat di Pulau Rempang hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap. Selain tinggal di Pulau Rempang, Orang Darat ada juga yang tinggal di Pulau Batam tapi kemudian seakan hilang karena membaur dengan Orang Melayu. Dalam kunjungannya ke Pulau Rempang, P Wink mendata jumlah Orang Darat yang ada di sana. Jumlahnya 8 delapan laki-laki, 12 orang wanita dan 16 orang anak-anak.

Tampilan Orang Darat, kulitnya lebih gelap dari orang Melayu. Mereka tidak terbiasa hidup di laut. Mereka tidak memiliki sampan dan hidup dari bercocok tanam. Mereka hidup dari bercocok tanam, mencari hasil hutan. Kalau kondisi air pasang, mereka baru mencari kepiting dan lokan. Nantinya dibarter dengan orang Tionghoa yang memiliki kebun gambir yang ada di Pulau Rempang. Tahun 1930, jumlah Orang Darat hanya sekitar 36 jiwa. Sebelumnya informasi dari Tetua Orang Darat di Rempang, Sarip dulunya Orang Darat jumlahnya 300 jiwa.

Kondisi Orang Darat (Orang Hutan) di Batam makin punah atau tersisih. Tahun 2014 lalu, jumlahnya sekitar 8 kepala keluarga (KK). Pemerintah kota Batam dianggap sudah memberikan perhatian yang cukup. Namun, Suku Utan sendiri yang memilih tetap hidup di dalam perasingan.Selain karena memutuskan untuk bermigrasi ke pulau lain atau ke kota, populasi Suku Utan yang tinggal di pesisir berkurang karena banyak yang meninggal.Kampung mereka di Dusun Sungai Sadap kini didiami para tetua yang menolak untuk hijrah. Hanya sedikit di antaranya yang anak muda. Masih seperti dahulu, Orang Darat tinggal di bawah pohon-pohon besar dengan bangunan seadanya yang terbuat dari triplek dan kayu. Berbeda dari Suku Laut yang tinggal berpindah-pindah, mata pencarian Orang Darat ini tetap bercocok tanam.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

KONFLIK REMPANG DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

Cetakan I, Desember 2024;  106 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 86.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

Buku ini berperan  sangat penting dalam memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, mengenai
keterampilan menyajikan informasi secara efektif.

Definisi dan Konsep Dasar Penyajian Konten

Penyajian konten merupakan proses penting dalam komunikasi yang mengacu pada cara informasi disusun, ditampilkan, dan disebarluaskan kepada audiens. Definisi penyajian konten mencakup berbagai elemen, mulai dari pemilihan media, tata letak, hingga gaya bahasa yang digunakan. Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan informasi, penyajian konten
yang efektif menjadi sangat penting untuk menarik perhatian audiens dan memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan diterima dengan baik. Penyajian konten bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang bagaimana informasi tersebut dipersepsikan dan dipahami oleh audiens.
Salah satu aspek kunci dari penyajian konten adalah pemilihan format yang tepat. Konten dapat disajikan dalam berbagai format, termasuk teks, gambar, video, infografis, dan presentasi. Setiap format memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan pilihan yang tepat tergantung pada tujuan penyampaian informasi, karakteristik audiens, serta konteks
situasi. Misalnya, jika tujuan penyajian adalah untuk memberikan instruksi atau panduan, penggunaan video atau infografis mungkin lebih platform blog, media sosial, dan video streaming, penyaji konten dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan lebih mudah. Namun, penggunaan teknologi juga menuntut penyaji untuk terus beradaptasi dengan tren dan perubahan yang cepat dalam preferensi audiens. Oleh karena itu, pemahaman tentang analisis data dan perilaku audiens menjadi semakin penting untuk mengoptimalkan strategi penyajian konten.
Konsep dasar penyajian konten juga mencakup pemahaman tentang tujuan dan audiens. Setiap penyajian konten harus didasarkan pada tujuan yang jelas, apakah itu untuk menginformasikan, mengedukasi, menghibur, atau memotivasi audiens. Memahami siapa audiens kita juga sangat penting; pengetahuan tentang demografi, minat, dan kebutuhan audiens dapat membantu dalam merancang konten yang lebih relevan dan menarik. Dalam banyak kasus, melakukan riset audiens sebelum menyusun konten dapat memberikan wawasan berharga yang akan meningkatkan efektivitas penyajian.
Akhirnya, evaluasi merupakan langkah yang tidak boleh terlewatkan dalam proses penyajian konten. Setelah konten disajikan, penting untuk mengukur dampaknya terhadap audiens. Ini dapat dilakukan melalui survei, analisis interaksi, atau pengukuran konversi, tergantung pada tujuan penyajian. Evaluasi yang baik dapat memberikan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan kualitas konten di masa mendatang, serta membantu dalam pengambilan keputusan strategis.
Dalam kesimpulannya, penyajian konten adalah proses multifaset yang melibatkan berbagai elemen, termasuk pemilihan format, desain visual, gaya bahasa, keterlibatan audiens, dan penggunaan teknologi. Memahami konsep dasar penyajian konten dan bagaimana menerapkannya dengan efektif dapat membantu dalam menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan berdampak. Penyajian konten yang baik tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menarik dan memuaskan bagi audiens, menjadikan mereka lebih cenderung untuk terlibat dan merespons. Dengan begitu, penyajian konten menjadi kunci untuk membangun hubungan yang kuat antara penyaji dan audiens dalam dunia yang semakin terhubung.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

BUKU AJAR PENYAJIAN KONTEN

Cetakan I, Desember 2024;  244 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 137.200

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Buku ini tidak hanya menyajikan analisis mendalam tentang kerjasama subregional ini, tetapi juga menawarkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Penulis dengan cermat mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan nation branding, mulai dari identitas budaya, sumber daya alam, hingga dinamika sosial-ekonomi yang ada.

KONSEP DASAR KERJASAMA SUBREGIONAL

Kerjasama subregional merujuk pada bentuk kolaborasi antar negara atau wilayah dalam skala geografis yang lebih kecil daripada tingkat regional atau internasional. Kerjasama ini biasanya melibatkan negara-negara atau wilayah yang terletak berdekatan secara geografis dan memiliki karakteristik ekonomi, sosial, atau budaya yang serupa atau saling melengkapi. Dalam konteks ini, kerjasama subregional diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan antara negaranegara yang terlibat, menciptakan sinergi ekonomi, meningkatkan stabilitas, dan mempercepat pembangunan di wilayah-wilayah yang sering kali mengalami keterbatasan dalam mengakses pasar atau jaringan
ekonomi yang lebih besar.
Kerjasama subregional berbeda dari kerjasama internasional yang biasanya melibatkan seluruh negara dalam suatu kawasan besar, seperti ASEAN di Asia Tenggara atau Uni Afrika di benua Afrika. Kerjasama subregional, di sisi lain, lebih spesifik dan terfokus pada wilayah yang lebih kecil dan berdekatan. Salah satu contoh yang sering dijadikan rujukan
adalah kerjasama di wilayah ASEAN dalam bentuk subregional sepertiIMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) atau BIMPEAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area). Kedua contoh tersebut mencerminkan bagaimana negara-negara yang memiliki kedekatan geografis berkolaborasi dalam menciptakan ruang pertumbuhan ekonomi baru yang lebih terfokus.
Kerjasama subregional bertujuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayah tersebut dengan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, mengurangi hambatan perdagangan, serta mendorong pertukaran sumber daya manusia dan teknologi. Dengan berkolaborasi dalam tingkat subregional, negara-negara anggota dapat mengatasi hambatan ekonomi yang sering kali sulit dipecahkan jika dilakukan secara individu. Misalnya, negara yang memiliki keterbatasan infrastruktur dapat memanfaatkan akses dari negara tetangga yang lebih maju infrastrukturnya, atau sebaliknya. Melalui kerjasama seperti ini, negara-negara anggota berupaya menciptakan efisiensi ekonomi yang memungkinkan mereka lebih kompetitif dalam perdagangan global.
Selain aspek ekonomi, kerjasama subregional juga mencakup bidang-bidang lain seperti keamanan, lingkungan, dan sosial-budaya. Dalam konteks keamanan, kerjasama subregional sering kali diupayakan untuk menghadapi tantangan bersama seperti ancaman terorisme, perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, dan kejahatan lintas negara lainnya yang menjadi ancaman bagi stabilitas wilayah. Hal ini sangat relevan dalam konteks wilayah yang berbatasan langsung, di mana pengawasan perbatasan yang efektif membutuhkan kolaborasi antar negara untuk memastikan keamanan dan stabilitas.
Dalam hal lingkungan, kerjasama subregional memberikan kesempatan bagi negara-negara di wilayah tertentu untuk bekerja sama dalam mengatasi isu-isu lingkungan yang sifatnya lintas batas, seperti polusi udara, degradasi lahan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kerjasama semacam ini semakin penting mengingat bahwa ancaman lingkungan tidak mengenal batas negara, sehingga membutuhkan upaya bersama dari negara-negara yang terdampak. Di kawasan Asia Tenggara, misalnya, isu kebakaran hutan dan kabut asap yang melanda beberapa negara sering kali diatasi melalui kerjasama 3
subregional yang melibatkan pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam mencari solusi yang berkelanjutan.
Di bidang sosial dan budaya, kerjasama subregional dapat meningkatkan pemahaman dan saling pengertian antar masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan atau yang memiliki kedekatan budaya. Dengan adanya kerjasama di bidang ini, negara-negara dapat mempromosikan warisan budaya yang mereka miliki bersama, mengembangkan pariwisata berbasis budaya, dan memfasilitasi pertukaran pelajar atau tenaga kerja. Melalui pendekatan ini, kerjasama subregional tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga membantu dalam menciptakan rasa persaudaraan dan solidaritas antar masyarakat di negara-negara yang terlibat.
Keberhasilan kerjasama subregional sangat bergantung pada komitmen dari negara-negara anggota untuk mengatasi perbedaan-perbedaan kebijakan, regulasi, dan standar yang mungkin ada. Setiap negara memiliki sistem pemerintahan, aturan hukum, dan kebijakan ekonomi yang berbeda-beda, yang kadang menjadi tantangan dalam menyelaraskan langkah-langkah kerjasama. Oleh karena itu, dibutuhkan dialog yang intensif dan komitmen untuk mencapai konsensus dalam mengatasi perbedaan tersebut demi tercapainya tujuan bersama. Selain itu, keberhasilan kerjasama subregional juga memerlukan partisipasi aktif dari sektor swasta, masyarakat sipil, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya agar dapat berjalan secara efektif dan inklusif.
Meskipun demikian, kerjasama subregional tidak selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Dalam beberapa kasus, perbedaan dalam hal kapasitas ekonomi dan infrastruktur antar negara anggota dapat menyebabkan ketimpangan dalam distribusi manfaat kerjasama. Negara yang lebih maju mungkin mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan negara yang kurang berkembang, sehingga dibutuhkan kebijakan yang berkeadilan agar kerjasama ini tidak menciptakan kesenjangan yang lebih lebar di antara negara-negara anggota. Selain itu, tantangan lain yang sering muncul adalah masalah birokrasi, regulasi yang kompleks, dan perbedaan politik yang dapat memperlambat proses integrasi di tingkat subregional.
Di sisi lain sebagai upaya penguatan dalam kerjasama subregional memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk mengembangkan diplomasi ekonomi yang lebih efektif dan terfokus. Dengan memiliki agenda bersama yang lebih spesifik, negara-negara anggota dapat menciptakan strategi negosiasi yang lebih kuat dalam menghadapi negara-negara di luar kawasan atau bahkan dalam konteks kerjasama yang lebih luas di tingkat regional dan internasional. Dalam konteks ASEAN, misalnya, kerjasama subregional seperti IMT-GT atau BIMP-EAGA sering kali menjadi model untuk mengembangkan inisiatif serupa di kawasan yang lebih luas, yang kemudian bisa berkontribusi dalam mencapai visi ASEAN Economic Community (AEC).
Kesimpulannya, kerjasama subregional adalah sebuah pendekatan kolaborasi yang berfokus pada pengembangan dan integrasi ekonomi, keamanan, lingkungan, dan sosial-budaya di antara negara-negara atau wilayah yang memiliki kedekatan geografis. Melalui kerjasama ini, diharapkan negara-negara anggota dapat mengatasi tantangan bersama, menciptakan peluang ekonomi baru, meningkatkan stabilitas, dan mempercepat proses pembangunan di wilayah tersebut. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, kerjasama subregional memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memperkuat solidaritas antar negara, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh pihak yang terlibat, kerjasama subregional dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

Kerjasama Subregional IMT-GT: Peluang dan Tantangan dalam Nation Branding Kepulauan Riau

Cetakan I, Desember 2024;  244 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 137.200

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

Buku ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi yang berguna dalam upaya merumuskan kebijakan yang tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Semoga melalui karya ini, kita dapat bersama-sama berkontribusi untuk menjaga kelestarian ekosistem maritim Indonesia dan memanfaatkan sumber daya laut secara bertanggung jawab untuk generasi mendatang.

KONSEP EKOSISTEM MARITIM

Ekosistem maritim merupakan sistem kehidupan yang terbentuk di lingkungan laut dan samudera, mencakup semua organisme hidup serta interaksi di antara mereka dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Ekosistem ini sangat penting karena mencakup sekitar 71% dari permukaan bumi dan menyediakan berbagai layanan ekosistem yang krusial bagi kehidupan manusia, termasuk penyediaan makanan, pengaturan iklim, dan perlindungan terhadap bencana alam. Menurut Odum (1997), ekosistem maritim terdiri dari berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi, di mana komponen biotik meliputi berbagai spesies organisme, seperti ikan, mamalia laut, plankton, dan terumbu karang, sementara komponen abiotik meliputi air, garam, suhu, cahaya, dan nutrisi.
Salah satu karakteristik utama dari ekosistem maritim adalah stratifikasi vertikal yang terjadi akibat variasi dalam kedalaman, suhu, dan salinitas. Di permukaan laut, terdapat zona fotik, di mana cahaya matahari cukup untuk mendukung fotosintesis. Di bawah zona fotik, ada zona afotik, di mana kegelapan membuat proses fotosintesis tidak mungkin dilakukan. Di zona fotik, organisme seperti fitoplankton berperan sebagai produsen primer, yang mengubah energi matahari menjadi bahan organik. Di sisi lain, zona afotik menjadi habitat bagi organisme yang lebih besar,
seperti ikan dan mamalia laut, yang mengandalkan rantai makanan yang kompleks.
Karakteristik lain dari ekosistem maritim adalah keanekaragaman hayati yang tinggi. Lautan menjadi rumah bagi
berbagai spesies, mulai dari mikroorganisme seperti bakteri dan plankton hingga makroorganisme seperti ikan, udang, terumbu karang, dan mamalia laut. Menurut Hoegh-Guldberg et al. (2018), terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling kaya akan keanekaragaman hayati, mendukung sekitar 25% dari semua spesies laut. Keanekaragaman ini penting untuk menjaga stabilitas ekosistem dan memberikan berbagai manfaat, seperti sumber pangan, bahan baku industri, dan pengobatan. 
Selain itu, ekosistem maritim juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti arus laut, suhu air, dan salinitas. Arus laut berperan penting dalam distribusi nutrisi dan organisme, serta dalam pengaturan iklim global. Suhu air laut juga berpengaruh pada distribusi spesies; banyak organisme laut memiliki toleransi suhu yang spesifik, sehingga perubahan suhu akibat perubahan iklim dapat menyebabkan pergeseran habitat dan dampak negatif terhadap spesies tertentu. Salinitas, yang merupakan kadar garam dalam air, juga berpengaruh pada distribusi dan kelimpahan spesies laut. Pentingnya ekosistem maritim tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks perubahan iklim dan ancaman lingkungan lainnya. Kerusakan ekosistem maritim, seperti penangkapan ikan yang berlebihan, pencemaran, dan perubahan iklim, dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menurunnya kualitas layanan ekosistem. Menurut Spalding et al. (2017), lebih dari 30% dari terumbu karang di seluruh dunia mengalami kerusakan, dan lebih dari 60% dari populasi ikan komersial berada pada atau di bawah batas lestari. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan
ekosistem maritim menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan, ekosistem maritim merupakan sistem yang kompleks dan dinamis, dengan karakteristik unik yang
berkontribusi pada keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem global. Dengan semakin meningkatnya tekanan terhadap ekosistem ini, pemahaman dan upaya untuk melindungi serta mengelola sumber daya laut dengan bijak menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem maritim dan keberlanjutan hidup manusia.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

EKOSISTEM MARITIM INDONESIA: STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI

Cetakan I, Desember 2024;  274 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 148.300

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

GLOBALISASI DAN TRANSFORMASI EKONOMI SOSIAL: Dinamika di Era Digital

GLOBALISASI DAN TRANSFORMASI EKONOMI SOSIAL: Dinamika di Era Digital

GLOBALISASI DAN TRANSFORMASI EKONOMI SOSIAL: Dinamika di Era Digital

Buku ini mencoba untuk membedah dinamika tersebut dengan pendekatan yang komprehensif. Di dalamnya, pembaca akan menemukan analisis mendalam mengenai bagaimana globalisasi mempengaruhi struktur ekonomi dan sosial di berbagai negara, dengan fokus khusus pada perubahan yang diakibatkan oleh teknologi digital

PENGANTAR GLOBALISASI

Globalisasi adalah fenomena kompleks yang mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya di seluruh dunia. Pada dasarnya, globalisasi mengacu pada proses integrasi dan interaksi yang semakin intensif antara negara-negara, organisasi, perusahaan, dan individu di seluruh dunia. Proses ini didorong oleh perdagangan internasional, pertukaran informasi, perpindahan manusia, serta kemajuan teknologi yang pesat. Globalisasi telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari ekonomi global, struktur sosial, hingga identitas budaya.
Secara etimologis, kata “globalisasi” berasal dari kata “global” yang berarti dunia secara keseluruhan, dan sufiks “-isasi” yang mengindikasikan suatu proses. Dengan demikian, globalisasi berarti suatu proses menjadikan sesuatu sebagai bagian dari keseluruhan dunia. Dalam konteks modern, globalisasi sering dipahami sebagai proses di mana batas-batas geografis menjadi kurang relevan, dan dunia menjadi semakin terhubung dan saling bergantung. Hal ini mencakup meningkatnya arus barang, jasa, informasi, ide, budaya, dan teknologi di seluruh dunia. Pengertian ini juga mencakup adanya peningkatan dalam interaksi dan keterhubungan antarnegara, di mana batasan-batasan nasional mulai kabur, dan dunia seakan-akan menjadi sebuah “desa global.”
Definisi globalisasi beragam, tergantung pada sudut pandang dan konteks yang digunakan. Dalam konteks ekonomi, globalisasi dapat diartikan sebagai proses pengintegrasian ekonomi dunia melalui liberalisasi perdagangan, investasi, dan arus modal. Di bidang sosial, globalisasi sering dikaitkan dengan pertukaran budaya, nilai-nilai sosial, dan pola hidup yang semakin homogen. Sementara itu, dalam konteks politik, globalisasi mencerminkan meningkatnya pengaruh organisasi internasional, perjanjian multilateral, dan munculnya tatanan dunia yang lebih kompleks di mana negara-negara harus berinteraksi dalam sistem yang saling bergantung.
Globalisasi melibatkan beberapa aspek utama yang saling berkaitan, antara lain: ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Setiap aspek tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk dinamika globalisasi.
1. Globalisasi Ekonomi; Globalisasi ekonomi adalah salah satu aspek yang paling menonjol dari globalisasi. Ini merujuk pada proses integrasi ekonomi global yang melibatkan liberalisasi perdagangan internasional, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI), dan pertumbuhan perusahaan multinasional. Dengan adanya globalisasi ekonomi, perdagangan antarnegara menjadi lebih mudah, barang dan jasa dapat diperdagangkan dengan lebih efisien, serta modal dapat bergerak dengan bebas melintasi batas negara. Hal ini telah menciptakan pasar global yang semakin terhubung, di mana suatu peristiwa ekonomi di satu negara dapat berdampak langsung pada negara lain. Liberalisasi perdagangan, yang melibatkan penghapusan hambatan tarif dan non-tarif, memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar internasional dengan lebih mudah. Hal ini juga mendorong terjadinya spesialisasi dan efisiensi ekonomi, dimana negara-negara cenderung fokus pada produksi barang dan jasa yang memiliki keunggulan komparatif. Namun, globalisasi ekonomi juga membawa tantangan, seperti meningkatnya kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang, eksploitasi sumber daya alam, dan ketergantungan ekonomi yang berlebihan pada negara-negara industri.
2. Globalisasi Politik; Dalam ranah politik, globalisasi berarti adanya peningkatan interaksi antarnegara, pengaruh organisasi internasional, dan munculnya isu-isu global yang membutuhkan kerjasama lintas negara. Organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah contoh institusi yang berperan dalam mengatur dinamika politik global. Mereka menciptakan aturan, standar, dan perjanjian yang mengatur hubungan antarnegara serta menangani isu-isu global seperti perdamaian, perdagangan, kesehatan, dan perubahan iklim. Globalisasi politik juga mencerminkan meningkatnya pengaruh global dari nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan norma-norma internasional. Hal ini menantang otoritas tradisional negara-bangsa, di mana kebijakan domestik suatu negara dapat dipengaruhi oleh tekanan internasional. Meskipun demikian, globalisasi politik juga menghadapi kritik, terutama terkait dengan hilangnya kedaulatan nasional, dominasi negara-negara besar, dan ketidakadilan dalam tatanan dunia yang global.
3. Globalisasi Sosial dan Budaya; Aspek sosial dan budaya dari globalisasi mencakup pertukaran nilai-nilai budaya, gaya hidup, dan norma-norma sosial di antara berbagai masyarakat di seluruh dunia. Proses ini sering kali diperkuat oleh kemajuan teknologi komunikasi, seperti internet, televisi, dan media sosial, yang memungkinkan informasi dan budaya menyebar dengan cepat dan luas. Sebagai hasilnya, banyak masyarakat mengalami perubahan dalam cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan dunia. Globalisasi budaya sering dikaitkan dengan penyebaran budaya populer Barat, seperti film Hollywood, musik pop, dan mode pakaian, yang menyebar ke seluruh dunia. Namun, globalisasi juga menciptakan fenomena hibridisasi budaya, di mana elemen-elemen budaya lokal dan global saling berinteraksi, menciptakan bentuk-bentuk baru yang unik. Meskipun globalisasi budaya dapat memperkaya pengalaman manusia, ada kekhawatiran bahwa proses ini dapat mengancam keberlanjutan budaya lokal dan mengarah pada homogenisasi budaya global.
4. Globalisasi Teknologi dan Komunikasi; Teknologi merupakan pendorong utama globalisasi. Inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan hidup. Internet, telepon seluler, dan platform media sosial memungkinkan informasi untuk tersebar secara instan di seluruh dunia. Hal ini telah membuka pintu bagi pertukaran ide, kolaborasi lintas batas, dan pembentukan komunitas global yang lebih terhubung. Namun, globalisasi teknologi juga membawa tantangan, seperti masalah privasi, keamanan data, serta dampak sosial dari penggunaan teknologi yang berlebihan. Di sisi lain, teknologi juga memainkan peran penting dalam memperkuat ekonomi digital, yang melibatkan perdagangan elektronik, layanan keuangan digital, dan inovasi teknologi dalam berbagai sektor industri.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

GLOBALISASI DAN TRANSFORMASI EKONOMI SOSIAL: Dinamika di Era Digital

Cetakan I, Desember 2024;  278 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 170.000

Rp. 150.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

Buku ini berkontribusi pada literatur tentang ekologi politik feminis dan hak-hak masyarakat adat, serta menawarkan perspektif baru dalam memahami dinamika akses dan peminggiran di konteks masyarakat adat Dayak Benawan

BETAMBA: PENGOBATAN ADAT DAYAK BENAWAN

Pengobatan tradisional masyarakat adat sudah ada sejak lama dan terus mengalami perkembangan di dunia kesehatan (N’Do et al., 2024; Gyeltshen et al., 2024; Bello-Bravo, 2023; Al-Hussein & Shahba, 2024). Sistem pengobatan tradisional sering mencerminkan nilai-nilai budaya dan norma sosial yang memengaruhi interaksi dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat (Kusuma & Putri, 2022). Penelitian Li, Wang & Zhang (2021) menunjukkan bahwa pengobatan tradisional berperan penting dalam menjaga dan mewariskan pengetahuan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, pada masyarakat adat tertentu. Termasuk pada suku Dayak Benawan dimana pengobatan tradisional sangat penting dalam keberlanjutan budaya lokal mereka. Sistem pengobatan tradisional di masyarakat Dayak Benawan tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyembuhan, tetapi juga sebagai mekanisme penting dalam membentuk dan memperkuat identitas budaya komunitas tersebut.
Suku Dayak Benawan merupakan kelompok masyarakat adat yang berasal dari Kalimantan Barat, Indonesia. Mereka memiliki keterikatan budaya yang mendalam dengan tradisi leluhur mereka, terutama dalam hal penyembuhan orang sakit. Pendekatan mereka terhadap kesehatan dan pengobatan sangat erat kaitannya dengan pandangan dunia mereka, di mana alam, dunia spiritual, dan kehidupan manusia saling terkait. Pengobatan tradisional dengan model shamanisme sudah lama hidup di dalam masyarakat adat, yang dipercaya sebagai jembatan antara dunia manusia dan dunia gaib (Kaikkonen, 2019; Taylor & Vilaça, 2024; Trnka, Krtek & Lorencova, 2024).
Sistem pengobatan Dayak Benawan sangat erat kaitannya dengan kearifan lokal, di mana diagnosis penyakit melibatkan pemeriksaan nadi, kulit, kuku, lidah, mata, serta analisis air seni dan tinja. Tradisi ini umumnya diturunkan secara turun temurun, dan praktik pengobatannya dilakukan oleh dukun atau tabib setempat. Penelitian terkait pengetahuan tradisional pernah dilakukan oleh Niko (2023), yang menunjukkan bahwa pengetahuan tradisional perempuan Dayak Benawan semakin terancam oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit, yang mengikis tradisi tersebut.
Masyarakat Dayak Benawan hingga saat ini masih mempercayai dan mempraktikkan pengobatan tradisional secara turun temurun (Niko, 2023). Dalam konteks penelitian ini, ritual betamba atau pengobatan orang sakit pada masyarakat Dayak Benawan memanfaatkan bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar, baik dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai medium ritual. Hal ini berkait dengan konservasi berbasis kearifan lokal relevan dengan pendokumentasian pengetahuan tradisional perempuan Dayak Benawan di Kalimantan Barat (lihat juga Swastiwi, 2022).
Keanekaragaman hayati di Pulau Kalimantan yang memiliki hutan hujan tropis menjadikan banyak sumber alam yang potensial dikembangkan. Bahan obat-obatan yang berasal dari alam ini mampu menjadi jalan penyelesaian bagi permasalahan kesehatan di lingkup keluarga dan komunitas mereka (Effendi dkk., 2023). Forster & Anderson (1978) menyatakan bahwa dalam dunia antropologi pengobatan termasuk dalam etnomedicine. Dalam disiplin itu, obat-obatan tradisional dibagi atas dua kelompok, yakni obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbal medicine) dan obat-obatan yang berasal dari binatang (animal medicine).
Perubahan zaman dan berbagai kemajuan teknologi tidak serta merta menggeser peran pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional dan modern justru saling melengkapi satu sama lain terutama di daerah terpencil atau pulau-pulau kecil yang jauh dari jangkauan medis, maka pengobatan tradisional menjadi alternatif utama dan memiliki peran penting dalam keberlanjutan sistem kesehatan masyarakat. Terdapat interkorelasi antara penggunaan cara pengobatan tradisional dengan pengetahuan adat dengan akses yang terbatas oleh masyarakat adat (Stephens et al., 2005; Islam & Sheikh, 2010).

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

EKOLOGI DAYAK BENAWAN Perempuan Adat, Akses, dan Marjinalisasi

Cetakan I, November 2024;  102 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 100.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Buku ini membantu pembaca untuk dapat memahami secara komprehensif seluk-beluk desentralisasi serta pengaruhnya terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah

Konsep Dasar

Desentralisasi dan otonomi daerah adalah konsep-konsep penting dalam pemerintahan modern yang sering menjadi subjek diskusi dalam berbagai bidang ilmu politik, administrasi publik, dan pembangunan regional. Keduanya berkaitan erat dengan upaya pemerintah untuk memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintahan lokal atau daerah dalam mengelola urusan mereka sendiri, serta mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat. Konsep ini berakar pada gagasan bahwa daerah memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tantangan yang unik, sehingga memerlukan kebijakan yang lebih sesuai dengan konteks lokal.

Desentralisasi adalah proses pemindahan atau pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau entitas yang lebih rendah. Desentralisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk desentralisasi politik, administratif, dan fiskal. Desentralisasi politik melibatkan transfer kekuasaan untuk membuat keputusan politik dari pusat ke daerah, yang sering kali mencakup pemberian wewenang kepada lembaga-lembaga daerah untuk mengadakan pemilihan umum, mengesahkan undang-undang lokal, dan menjalankan kebijakan publik. Desentralisasi administratif mengacu pada pelimpahan kewenangan dalam pengelolaan dan implementasi kebijakan dari pemerintah pusat ke lembaga-lembaga pemerintah daerah. Desentralisasi fiskal, di sisi lain, berkaitan dengan pelimpahan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya keuangan, termasuk pengumpulan dan pengalokasian pajak serta pendapatan lainnya.

Desentralisasi sering dianggap sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memperkuat demokrasi di tingkat lokal. Dalam konteks negara berkembang, desentralisasi juga dilihat sebagai strategi untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial di daerah-daerah yang tertinggal. Dengan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada pemerintah daerah, diharapkan mereka dapat merespons dengan lebih
baik kebutuhan lokal, mengelola sumber daya secara lebih efektif, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya Otonomi daerah adalah kondisi di mana pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Otonomi ini mencakup aspek politik, administratif, dan fiskal.

Pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk membuat keputusan mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat di wilayahnya, mulai dari pembangunan ekonomi, pelayanan publik, hingga pelestarian budaya lokal. Otonomi daerah bertujuan untuk mendekatkan pemerintah kepada rakyat, sehingga pelayanan publik dapat lebih cepat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Otonomi daerah di Indonesia secara resmi dimulai dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian direvisi dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Melalui undang-undang ini, pemerintah pusat memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk mengatur urusan pemerintahan berdasarkan prinsip desentralisasi. Namun, perlu dicatat bahwa otonomi daerah bukanlah mutlak, melainkan tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tunduk pada peraturan perundangundangan yang berlaku di tingkat nasional.

Desentralisasi dan otonomi daerah bertujuan untuk mencapai beberapa hal, antara lain meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, memperkuat demokrasi di tingkat lokal, dan mendorong pemerataan pembangunan antar daerah. Melalui desentralisasi, diharapkan pemerintahan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat, karena keputusan diambil lebih dekat dengan rakyat dan berdasarkan kondisi nyata di lapangan. Selain itu, desentralisasi dapat mempercepat pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi lokal secar optimal dan mengurangi ketimpangan antar wilayah.

Manfaat desentralisasi dan otonomi daerah tidak hanya dirasakan oleh pemerintah daerah, tetapi juga oleh masyarakat luas. Dengan adanya otonomi daerah, masyarakat dapat lebih mudah mengakses pelayanan publik yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Pemerintah daerah yang otonom juga lebih mampu mengelola sumber daya alam dan keuangan mereka, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. Selain itu, desentralisasi juga
memungkinkan munculnya inovasi-inovasi lokal dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan, yang dapat menjadi model bagi daerah lain.

Meskipun desentralisasi dan otonomi daerah menawarkan berbagai manfaat, implementasinya tidak bebas dari tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan utama adalah kapasitas pemerintah daerah yang sering kali masih terbatas dalam hal sumber daya manusia, keuangan, dan teknis. Kurangnya kapasitas ini dapat menghambat pemerintah
daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya secara efektif. Selain itu, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di tingkat lokal juga menjadi masalah yang sering kali muncul dalam konteks desentralisasi. Tanpa pengawasan yang efektif, otonomi daerah dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, yang pada akhirnya merugikan masyarakat.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

Saya Ingin Beli, Berapa Harga Bukunya?

Cetakan I, Oktober 2024;  308 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 190.000

Rp. 170.000

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

GENDER DAN KEBIJAKAN PUBLIK DI INDONESIA

GENDER DAN KEBIJAKAN PUBLIK DI INDONESIA

GENDER DAN KEBIJAKAN PUBLIK DI INDONESIA

buku ini mengulas konsep dan teori yang mendasari studi gender, serta bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam kebijakan publik di Indonesia

KONSEP GENDER

Gender adalah konsep yang kompleks dan dinamis, yang sering disalahpahami atau disederhanakan. Dalam konteks akademis dan sosial, gender tidak sekadar merujuk pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, tetapi lebih pada konstruksi sosial yang mempengaruhi bagaimana seseorang diidentifikasi dan berperilaku dalam masyarakat. Istilah “gender” sering kali digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara peran, tanggung jawab, dan harapan yang ditentukan oleh budaya atau norma sosial terhadap individu berdasarkan identitas gender mereka. Berbeda dengan “jenis
kelamin” yang mengacu pada ciri-ciri biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan, gender mencakup identitas dan ekspresi yang dapat beragam dan tidak selalu selaras dengan jenis kelamin biologis.

Secara definisi, gender dapat dipahami sebagai seperangkat atribut, peran, dan perilaku yang dianggap sesuai untuk laki-laki atau perempuan oleh masyarakat. Identitas gender adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dalam spektrum gender, yang bisa berbeda dari jenis kelamin yang diberikan saat lahir. Misalnya, seseorang yang lahir dengan ciri-ciri biologis perempuan dapat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki, perempuan, keduanya, atau bahkan tidak satupun, tergantung pada pengalaman dan pemahaman pribadi mereka tentang gender. Ini menunjukkan bahwa gender adalah konsep yang lebih fleksibel dan subyektif dibandingkan dengan jenis kelamin biologis.

Dalam studi gender, ada berbagai perspektif yang digunakan untuk memahami dan menganalisis peran gender dalam masyarakat. Perspektif feminisme, misalnya, menyoroti bagaimana perbedaan gender sering kali menghasilkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, terutama terhadap perempuan. Feminisme berusaha mengkritisi dan mengubah struktur sosial yang patriarkal, di mana laki-laki sering kali diberi kekuasaan dan privilese yang lebih besar dibandingkan
perempuan. Perspektif ini juga mendorong untuk pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan politik. 

Di sisi lain, perspektif queer menawarkan pandangan yang lebih inklusif dan fleksibel tentang gender dan seksualitas. Perspektif ini menolak dikotomi tradisional antara laki-laki dan perempuan, serta heteroseksual dan homoseksual, dengan menekankan bahwa identitas gender dan orientasi seksual adalah spektrum yang luas dan tidak kaku. Perspektif queer juga menyoroti pentingnya mengakui identitas non-biner, genderqueer, dan bentuk-bentuk identitas gender lainnya yang tidak sesuai dengan norma gender konvensional.

Perspektif sosiologis dan psikologis juga memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang gender. Perspektif
sosiologis melihat bagaimana struktur sosial, budaya, dan institusi mempengaruhi dan membentuk identitas dan peran
gender. Misalnya, harapan gender yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan sering kali dibentuk melalui proses sosialisasi sejak usia dini, seperti melalui keluarga, pendidikan, dan media. Perspektif psikologis, di sisi lain, berfokus pada bagaimana individu mengembangkan identitas gender mereka sendiri, dan bagaimana perbedaan gender dapat mempengaruhi aspek-aspek psikologis seperti kepercayaan diri, perilaku, dan hubungan interpersonal.

Budaya juga memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman dan ekspresi gender. Di berbagai budaya, ada
perbedaan besar dalam bagaimana gender didefinisikan dan dinilai. Beberapa budaya mungkin memiliki lebih dari dua kategori gender, seperti dalam budaya masyarakat adat tertentu di mana ada pengakuan terhadap gender ketiga atau lebih. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang gender sangat kontekstual dan dapat bervariasi secara signifikan antar budaya.

Dampak dari perspektif gender dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kebijakan publik, pendidikan, dan media. Misalnya, dalam kebijakan publik, isu-isu seperti kesetaraan upah, cuti melahirkan, dan perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender menjadi sangat relevan. Dalam pendidikan, pengakuan dan penghormatan terhadap identitas gender siswa dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan suportif.

Di media, representasi gender yang beragam dan adil dapat membantu mengubah persepsi dan norma sosial yang mungkin membatasi atau merugikan kelompok tertentu. Namun, meskipun ada kemajuan dalam memahami dan
mengapresiasi keragaman gender, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi. Diskriminasi dan prasangka berbasis gender masih umum terjadi, dan sering kali mengakibatkan ketidaksetaraan dalam kesempatan, perlakuan, dan hasil bagi individu. Oleh karena itu, penting untuk terus mempromosikan pemahaman dan penerimaan yang lebih luas terhadap gender dalam segala bentuknya, serta mendukung kebijakan dan praktik yang mendorong kesetaraan dan inklusi.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang gender melibatkan pengakuan terhadap kompleksitas dan keragaman identitas dan pengalaman manusia. Perspektif gender yang inklusif dan sadar akan dinamika kekuasaan dan ketidakadilan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata, di mana setiap individu dapat mengekspresikan identitas mereka tanpa takut akan diskriminasi atau prasangka. Dengan demikian, pendidikan dan advokasi yang berkelanjutan sangat penting untuk mencapai tujuan ini.

Dengan kata lain, gender bukanlah sebuah konsep yang statis atau terbatas, melainkan sebuah fenomena yang terus berkembang dan berubah seiring dengan perkembangan sosial, budaya, dan individu. Oleh karena itu, penting untuk selalu terbuka terhadap berbagai perspektif dan pengalaman yang berbeda dalam memahami dan mengapresiasi kompleksitas gender.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

GENDER DAN KEBIJAKAN PUBLIK DI INDONESIA

Cetakan I, Oktober 2024;  174 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 111.300

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.

Kebijakan Pelabuhan Indonesia dalam Tata Kelola Pelabuhan Bebas

Kebijakan Pelabuhan Indonesia dalam Tata Kelola Pelabuhan Bebas

Kebijakan Pelabuhan Indonesia dalam Tata Kelola Pelabuhan Bebas

Buku ini  memberikan wawasan baru dan mendalam bagi para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan yang merupakan elemen kunci dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di pasar global

Pengertian Pelabuhan Bebas

Pelabuhan bebas adalah suatu wilayah atau kawasan di dalam suatu negara yang secara khusus diatur untuk mendorong perdagangan internasional dengan memberikan fasilitas yang berbeda dari pelabuhan biasa. Pelabuhan bebas ini memiliki karakteristik yang unik dalam konteks regulasi perdagangan dan ekonomi yang berlaku di dalamnya. Dalam konteks globalisasi dan integrasi ekonomi internasional, peran pelabuhan bebas semakin penting karena mereka berfungsi sebagai pusat distribusi barang dan jasa lintas negara dengan aturan yang lebih liberal.

Konsep pelabuhan bebas pertama kali muncul pada abad ke-19 sebagai respons terhadap proteksionisme dan kebijakan perdagangan yang ketat di banyak negara. Pelabuhan bebas dibuat untuk mempromosikan perdagangan internasional dengan menghilangkan atau mengurangi bea cukai, pajak ekspor, dan regulasi perdagangan lainnya yang dapat menghambat aliran barang dan jasa lintas negara. Seiring waktu, banyak negara mulai mengembangkan pelabuhan bebas sebagai strategi untuk meningkatkan investasi asing, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan dari sektor perdagangan internasional.

Pelabuhan bebas memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari pelabuhan konvensional di negara tersebut. Salah satu karakteristik utama dari pelabuhan bebas adalah penghapusan atau pengurangan signifikan terhadap tarif bea cukai dan pajak ekspor untuk barang yang diperdagangkan di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk menarik perusahaan internasional untuk menjadikan pelabuhan bebas sebagai pusat distribusi regional atau global. Selain itu, pelabuhan bebas juga biasanya menawarkan fasilitas infrastruktur yang modern dan efisien, seperti pelabuhan yang dilengkapi dengan peralatan kargo canggih, fasilitas penyimpanan dan pergudangan yang besar, serta kawasan industri terintegrasi untuk memfasilitasi proses produksi dan distribusi.
Pelabuhan bebas memainkan peran penting dalam ekonomi global dengan berbagai manfaat yang dapat diperoleh baik oleh negara tuan rumah maupun oleh perusahaan internasional yang beroperasi di dalamnya. Beberapa manfaat utama dari pelabuhan bebas antara lain:
1. Stimulasi Ekonomi Lokal: Pelabuhan bebas dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan menarik investasi asing langsung (FDI) dan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat. Keberadaan pelabuhan bebas juga mendorong pertumbuhan sektor terkait seperti logistik, transportasi, dan jasa pendukung lainnya.
2. Fasilitasi Perdagangan Internasional: Dengan menghilangkan atau mengurangi bea cukai dan pajak ekspor, pelabuhan bebas memudahkan aliran barang dan jasa lintas negara tanpa hambatan yang berarti. Hal ini meningkatkan volume perdagangan internasional dan memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar global dengan lebih mudah.
3. Pusat Distribusi Regional: Banyak perusahaan multinasional memilih untuk menempatkan pusat distribusi mereka di pelabuhan bebas karena fasilitas dan regulasi perdagangan yang mendukung. Hal ini meningkatkan efisiensi rantai pasok global dan mengurangi biaya logistik yang terkait dengan transportasi internasional.
4. Inovasi dan Pengembangan Industri: Pelabuhan bebas sering kali menjadi pusat inovasi dan pengembangan industri karena keberadaan berbagai perusahaan dari sektor yang berbeda. Kolaborasi antara perusahaan dalam pelabuhan bebas dapat menghasilkan sinergi yang menguntungkan dalam hal teknologi dan pengembangan produk.
Meskipun memiliki banyak manfaat, konsep pelabuhan bebas juga tidak luput dari tantangan dan kontroversi. Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh pelabuhan bebas termasuk:
1. Persaingan Tidak Sehat: Kehadiran pelabuhan bebas dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat dengan pelabuhan konvensional di sekitarnya yang tidak memiliki fasilitas dan regulasi yang serupa. Hal ini dapat mengarah pada dampak ekonomi yang tidak merata di tingkat regional.
2. Isu Sosial dan Lingkungan: Pengembangan pelabuhan bebas sering kali mempengaruhi lingkungan hidup dan masyarakat setempat. Masalah seperti polusi udara dan air, serta dampak sosial seperti migrasi tenaga kerja, dapat menjadi perhatian utama dalam pengelolaan pelabuhan bebas yang berkelanjutan.
3. Ketergantungan Ekonomi: Beberapa kritikus berpendapat bahwa ketergantungan terhadap pelabuhan bebas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat memperlemah sektor-sektor lain yang tidak terlibat langsung dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat menghasilkan ketimpangan ekonomi dalam jangka panjang.

Keuntungan Membeli Buku di sini

Produk Orisinal

Setiap buku yang dijual di sini adalah produk orisinil dari penerbit langsung bukan produk bajakan. Membeli produk orisinal berarti mendukung industri buku.

Produk Bergaransi

Semua produk bergaransi. Apabila Anda mendapatkan produk bukunya rusak, maka Anda akan mendapatkan garansi produk yang baru.

Fast Respon

Kami melayani pembelian produk secara riil time. Selama masih dalam jam kerja kami akan merespon cepat apapun yang Anda butuhkan.

Buku Berkualitas

Setiap buku yang kami terbitkan telah melalui proses yang sangat panjang. Sehingga dipastikan buku yang terbit memiliki jaminan kualitas.

Beli bukunya sekarang juga

Kebijakan Pelabuhan Indonesia dalam Tata Kelola Pelabuhan Bebas

Cetakan I, September 2024;  200 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Apa yang akan kamu dapatkan

Rp. 150.000

Rp. 120.900

Penjualan Akan Segera ditutup + 50% akan hangus dalam:
00 Hari 00 Jam 00 Menit 00 Detik

30 Hari Garansi Uang Kembali

Apabila Anda menemukan produk kami mengalami gagal produksi (kertas sobek, halaman terbalik, halaman hilang dan sejenisnya) yang disebabkan oleh kesalahan produksi, maka Anda berhak mendapatkan buku yang baru. (Kirim video unboxing untuk memastikan bahwa cacat bukan disebabkan kesalahan pembeli).

Disclaimer: Buku-buku yang diterbitkan oleh laboratorium komunikasi dan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas maritim raja ali haji telah melewati proses pra cetak dan cetak yang selektif. Namun demikian apabila Anda mendapatkan produk kami mengalami kecacatan, maka Anda bisa menukarnya dengan menghubungi nomor kontak yang tertera.